Kamis, 26 Juni 2014

Sistem Model Neuman

b. Sistem Model Neuman
 













Model Sistem Neuman telah lama dikenal sebagai konsep model keperawatan (Neuman & Young, 1972 dalam Torakis & Smigielski, 2000). Model Sistem Betty Neuman menyediakan model yang bersifat holistik fleksibel komprehensif dan merupakan dasar yang bisa dipakai untuk perawat. Dasar pemikiran model ini adalah kesehatan klien/sistem klien berhubungan dengan stressor lingkungan dan reaksinya terhadap stressor (Neuman, 1995 dalam Torakis & Smigielski, 2000). Model sistem ini berfokus pada respon sistem klien terhadap stressor lingkungan yang bersifat aktual maupun potensial dengan menggunakan intervensi pencegahan primer, sekunder, dan tersier untuk menyimpan, mencapai dan memelihara kesehatan sistem klien secara optimal. Model sistem Neuman dalam konsep metaparadigma Fawcett adalah manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Fawcett, 2005 dalam Jarrin 2007).


1.    Manusia (Klien)
Neuman memandang klien sebagai sistem terbuka. Sistem klien dapat dilihat sebagai individu, keluarga, kelompok dan komunitas. Variabel-variabel yang membangun sistem klien antara lain:
a.       Fisiologis : mengacu pada strukur kimia fisik dan fungsi tubuh  
b.      Psikologis : mengacu pada proses mental dan emosi
c.       Sosial budaya : mengacu pada hubungan dan harapan serta aktivitas sosial-budaya
d.      Spiritual : dipengaruhi oleh keyakinan agama
e.       Perkembangan : mengacu pada proses perkembangan yang dialami sepanjang hidupnya.Varibel-variabel tersebut berhubungan secara dinamis dan tidak dapat dipisahkan (Neuman, 2001).
Pusat inti (Central core ) berisi faktor-faktor pertahanan dasar hidup, diantaranya batas suhu normal, struktur genetik, pola respon, kekuatan/kelemahan organ, struktur ego (Neuman, 2002). Garis pertahanan flexible ( Flexible Lines of Defense)  digambarkan sebagai lingkaran putus-putus paling luar yang berperan memberikan respon awal atau perlindungan pusat inti (Central Core) dari stressor, melindungi garis pertahanan normal (normal line of defense) dan bertindak sebagai buffer untuk mempertahankan keadaan stabil dari sistem klien (Neuman, 2001). Bila jarak antara (flexible lines of defense) dan (normal lines of defense) meningkat maka tingkat perlindungan juga ikut meningkat. Olahraga teratur, tidur cukup, dan nutrisi yang baik dapat meningkatkan garis pertahanan fleksibel (flexible lines of defense) (Memmott et al., 2000). Garis pertahanan normal (normal line of defense) digambarkan sebagai lingkaran utuh yang menggambarkan keadaan normal individu atau merupakan keadaan untuk beradaptasi (Memmott et al., 2000). Garis pertahanan normal (normal line of defense) juga merupakan mekanisme perlindungan kedua. Berbagai stressor dapat menginvasi garis pertahanan normal (normal line of defense) jika garis pertahanan fleksibel (flexible lines of defense) tidak dapat melindungi garis pertahanan normal secara adekuat. Jika itu terjadi maka sistem klien akan bereaksi sehingga yang akan tampak pada adanya gejala ketidakstabilan atau sakit (Neuman, 2001). Garis pertahanan resisten (lines of resistance) merupakan lingkaran putus-putus yang mengelilingi pusat inti (central core). Artinya garis pertahanan resisten ini melindungi pusat inti dan akan teraktivasi jika ada invasi dari stressor lingkungan yang menembus garis pertahanan normal (normal line of defense), misalnya adalah mekanisme sistem imun tubuh (Memmott et al., 2000).  



2.    Keperawatan
Neuman menyatakan bahwa keperawatan merupakan profesi unik yang berkaitan dengan variabel yang mempengaruhi respon klien terhadap stressor. Tujuan perawat adalah untuk membantu komunitas dalam memelihara, mencapai keseimbangan sistem, atau keduanya yang dapat dicapai melalui implementasi yang tepat (Wilson, 2000). Neuman menyarankan bahwa kestabilan atau tingkat maksium kesehatan dapat dicapai melalui intervensi yang bertujuan mengurangi faktor-faktor yang menyebabkan stress dan kondisi yang merugikan sehingga dapat berdampak optimal pada situasi yang dihadapi orang (Neuman, 2001).
Pencegahan primer merupakan tindakan untuk memelihara stabilitas sistem klien dan menyeleksi ketika bahaya stressor dikenali namun tidak menimbulkan reaksi, serta memanipulasi lingkungan untuk mengurangi stressor yang melemahkan serta memperkuat garis pertahanan fleksibel, strategi pencegahan ini meliputi promosi kesehatan, dan menjaga kesehatan (Neuman, 2001). Pencegahan sekunder merupakan tindakan untuk mencapai stabilitas sistem klien dan menyeleksi stressor ketika reaksi terhadap stressor akan terjadi, pecegahan ini berfokus pada kerusakan struktur dasar (structur core) dengan cara memperkuat garis pertahanan resisten atau meghilangkan stressor, pemberian intervensi dilakukan setelah timbul symptom (Neuman, 2001). Pecegahan tersier dilakukan setelah sistem telah diobati melalui strategi pencegahan sekunder. Pencegahan tersier memberikan dukungan terhadap klien serta dapat menambakan dan mengurangi energi yang dibutuhkan untuk membantu rekonstitusi.
Menurut Wilson (2000) dengan menggunakan proses keperawatan maka perawat dapat memutuskan intervensi yang tepat untuk klien. Ketika diagnosa keperawatan dibuat maka tujuan keperawatan dapat disesuaikan intervensi, dan setelah implementasi, maka hasilnya dapat dievaluasi.
Proses Keperawatan menurut Neuman ada 3, yaitu:
1.        Diagnosa Keperawatan (Nursing Diagnosis)
1.      Pengkajian
a.       Mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan mengevaluasi interaksi diantara 5  
          variabel klien
b.      Mengidentifikasi stressor dan sumber-sumber pada intrapersonal area,
         interpersonal area, dan ekstrapersonal area
c.      Mengidentifikasi dan membedakan antara persepsi klien dan perawat
d.      Memutuskan perbedaan persepsi
2.      Variasi kesehatan aktual atau potensial
2.        Tujuan Keperawatan (Nursing Goals)
a.       Harapan hasil (outcome)
Keinginan khusus untuk berperilaku dalam menghadapi variasi kesehatan yang aktual atau potensial (diputuskan oleh kolaborasi antara klien dan perawat)
b.      Rencana intervensi
Tindakan khusus dari klien, perawat atau yang lainnya yang disesuaikan dengan hasil yang diharapkan
3.        Hasil Keperawatan (Nursing Outcomes)
a.       Intervensi aktual dilakukan
b.      Evaluasi dan reformulasi hasil keperawatan
1.      Menganalisis respon spesifik klien
2.      Penentuan pencapaian dari hasil yang diharapkan
3.      Jika pencapaian kurang berhasil, perlu ditentukan penyebabnya
4.      Reformulasi perlu dibuat

3.    Kesehatan
Menurut Neuman (2001), sehat merupakan kondisi dimana garis pertahanan fleksibel mencegah garis pertahanan normal ditembus serta semua bagian dan subbagian berada dalam keadaan selaras (keadaan tetap) dengan seluruh kesehatan optimum manusia terjadi ketika semua kebutuhan dipenuhi. Sebaliknya, sakit merupakan variasi dari sehat yang merupakan keadaan tidak terpenuhinya atau tidak stabilnya sistem klien, suatu keadaan dimana kebutuhan terganggu untuk dipenuhi dan garis pertahanan normal dapat ditembus. Neuman menggunakan istilah rekonstitusi untuk menjelaskan keadaan yang terjadi dengan diikuti dengan pengaruh yang kuat dari stressor. Rekonstitusi adalah meningkatnya energi yang merupakan reaksi terhadap stressor, dan menunjukkan kembalinya dan pemeliharaan stabilitas sistem yang diikuti pengobatan untuk reaksi stressor.



4.    Lingkungan
Menurut Neuman, (1995 dalam Torakis & Smigielski, 2000) stressor adalah kondisi atau situasi yang menyebabkan perubahan kondisi sehat. Model Sistem Neuman melihat stressor dapat berpengaruh pada kesehatan. Stressor mampu berdampak positif atau negatif terhadap sistem klien. Stressor merupakan kekuatan di banyak lingkungan yang berpotensi mempengaruhi stabilitas sistem. Macam-macam stressor:
1.                  Intrapersonal, yang terjadi didalam diri sendiri, contohnya: emosi dan
      perasaan.
2.                  Interpersonal, yang bisa terjadi diantara dua individu, contoh: harapan terhadap  
      peran
3.   Ekstrapersonal, dapat terjadi diluar individu, contoh: tekanan pekerjaan
Menurut Neuman (2001) lingkungan dibagi menjadi 3 yaitu :
1). Lingkungan internal meliputi seluruh kekuatan yang ada pada sistem klien dan
 
     merupakan sumber stressor intrapersonal
2). Lingkungan eksternal meliputi seluruh kekuatan yang berada diluar system klien
     dan merupakan sumber stressor interpersonal dan ekstrapersonal.
3). Lingkungan yang diciptakan merupakan situasi atau kondisi yang membuat
     sistem klien menjadi nyaman. Lingkungan ini dapat menggantikan dan meliputi  
     lingkungan internal dan eksternal

1.      Analisa Unsur-unsur Paradigma Keperawatan dalan Sistem Model Neuman
  1. Kekuatan:
Paradigma dapat diartikan sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar dalam melihat, memikirkan, menentukan makna serta menyikapi dan memilih tindakan dalam menyelesaikan masalah kehidupan manusia. Jika paradigma keperawatan dikaitkan dalam konsep keperawatan, maka pola, cara pandang dalam memikirkan dan menentukan suatu tindakan keperawatan berpijak pada nilai-nilai yang dianut dalam suatu falsafah keperawatan. Pada konsep Neuman, memiliki paradigma yang jelas dan tegas dalam mengkaji, menganalisa, serta mengambil keputusan dengan tahapan-tahapan yang jelas (holistic dan terstruktur). Neuman menganggap manusia (klien) sebagai makhluk yang holistic, pendekatan ini sangat cocok untuk menyikapi  dan mengambil tindakan yang tepat pada berbagai kasus penyakit, entah itu yang terkait dengan masalah kesehatan fisik ataupun mental, yang masih actual dan akut ataupun kronis. Konsep Neuman sampai sekarang masih cocok digunakan, terutama bagi pasien kejiwaan (mental health nursing), pasien di ruangan dengan kasus terminal, keperawatan keluarga, keperawatan komunitas. Burney (1992) menyatakan hasil penerapan system model Neuman pada masalah keperawatan kesehatan jiwa yang terjadi pada klien lansia menunjukkan bahwa system model ini aplikatif untuk seluruh disiplin ilmu keperawatan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa pada saat digunakan untuk merawat klien multiplesklerosis, klien pada akhirnya mampu bertahan terhadap stressor dan mampu mengembangkan mekanisme koping baru yang mana hal itu merupakan tujuan dari perawatan saat itu. Beckmann (dalam Grahamm, 2006) menyatakan bahwa model ini dapat digunakan untuk memfasilitasi perawat untuk memberikan pelayanan secara langsung dengan pendekatan holistic pada pasien, missal pada kasus gagal ginjal kronis yang berdampak pada seluruh aspek kehidupannya. Adanya pengkajian pemahaman klien terhadap stressor, yang dapat membantu klien dalam memutuskan tindakan yang akan dipilihnya terkait dengan penatalaksanaan penyakitnya.

  1. Kelemahan :
Model sistem Neuman merupakan model yang berkembang di Amerika Utara (Shamsudin, 2002), sehingga situasi keperawatan antara Indonesia dengan Amerika Utara juga berbeda. Di Indonesia, pasien merupakan bagian dari sistem keluarga. Dalam kaitannya dengan keperawatan, peran dari keluarga pasien sangat penting. Jika ada anggota keluarga yang dirawat dirumah sakit, maka anggota keluarga lainnya juga ikut menginap dirumah sakit dengan jangka waktu yang sama dengan pasien. Terutama jika kondisi pasien kritis. Istri atau anak-anak pasien juga ikut terlibat dalam perawatan pasien. Mereka juga ikut terlibat dalam pengambilan keputusan untuk pengobatan pasien. Sehingga melibatkan keluarga dalam setiap aspek perawatan pasien adalah penting. Selain itu, antara keperawatan dan keluarga juga perlu bersama-sama dalam mencapai atau mempertahankan stabilitas kesehatan pasien, sedangkan pada model Sistem Neuman kurang mempertimbangkan pasien (klien) merupakan bagian sistem keluarga (Shamsudin, 2002). Sehingga sebelum model tersebut digunakan,  maka perlu dipertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut meliputi persipan perawat, praktek keperawatan, budaya dan sistem perawatan kesehatan.
 Konsep Neuman kurang tepat jika digunakan pada kasus kegawat daruratan (emergency nursing),. Namun pada kasus kegawat daruratan pada kasus pasien jiwa (mental health) masih sesuai atau cocok dengan paradigma yang dikeluarkan oleh Neuman.
Konsep Neuman kurang menjelaskan tentang hubungan perawat dan klien secara lebih terinci terutama yang terkait dengan tahap-tahap hubungannya. Neuman lebih memasukkan perawat sebagai salah satu komponen dari lingkungan fisik klien yang akan berdampak pada stabilitas klien, karena menurut Jarrin (2007) perawat dipahami sebagai medan energik getaran dan bagian yang terintegrasi dengan klien.
a.      Simpulan
Unsur-unsur paradigm keperawatan sudah secara gamblang dijelaskan dalam system model Neuman. Neuman memandang klien secara holistic dengan lingkungan internal dan eksternalnya yang dapat mempengaruhi stabilitasnya, dan dengan proses keperawatannya, perawat sebagai bagian dari lingkungan klien akan membantu klien, keluarga, kelompok dan komunitasnya untuk mampu beradaptasi sehingga mampu mencapai kembali stabilitasnya melalui tindakan preventif primer, sekunder dan tersier. Meskipun pada prakteknya ada beberapa kelemahan dari system model Neuman ini, tetapi paling tidak perawat dalam memberikan asuhan dapat menggunakan model ini sebagai kerangka kerjanya, karena ada kekuatan yang dimiliki system model ini yang tidak dapat dipungkiri, misalnya melihat klien secara holistic, dapat diaplikasikan pada kondisi akut ataupun kronis baik pada klien individu, keluarga, kelompok maupun komunitas
b.      Saran
Aplikasi system model Neuman ini supaya lebih menggambarkan hubungan perawat dan kliennya atau supaya bisa diaplikasikan di kegawatdaruratan secara umum, sebaiknya dimodifikasi dengan menggabungkannya dengan system model yang lain ataupun menyesuaikan dengan kultur budaya yang ada di Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA


Fawcett, Jacqueline. (2005). Contemporary nursing knowledge : analysis and evaluation  
    of nursing model and theorie second edtion. FA Davis, Philadelphia
Graham, J, (Oktober-Desember 2006). Nursing theory and clinical practice: How three  
    nursing models can be incorporated into the care of patient with end stage kidney 
    disease. The CANNT Journal, 16(4), 29

Hidayat, A.A. (2004). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Jarrin, O. (2007). An Integral philosophy and definition of nursing. Journal of Integral
    Theory and Practice, 2(4), 79-101.

Knight, Janet. (1990). The Betty Neuman system model applied to practice: a client with
    multiple sclerosis. Journal of Advanced Nursing, 15, 447-455.

Memmott, Bott, Duke. (2000). Use of the Neuman System Model for interdisciplinary
    teams. Journal of Rural Nursing and Health Care, 1(2), 35-43.

Neuman, Betty. (2001). The Nursing profession tomorrow and beyond. United Kingdom
    Sage Publication, Inc, hal 321-328

Shamsudin, N. (2002). Can the Neuman Systems Model be adapted to the Malaysian
    nursing context?. International Journal of Nursing Practice, 8, 99-105.

Torakis and Smigielski. (2000). Documentation of model-based practice: one hospital's
    experience. Pediatric Nursing, 26(4).

Wilson, L. (2000). Implementation and evaluation of church-based health fairs. Journal
    Of Community Health Nursing, 17(1), 39-48
                         









TUGAS SAINS KEPERAWATAN



KELOMPOK I

0 komentar:

Posting Komentar